Senin, 20 Januari 2014

Lokasi Wisata Dadakan di Jakarta



Meluapnya sungai Ciliwung membuat jalan besar di Jalan Abdullah Syafei, Tebet, Jaksel, terputus. Puluhan warga yang didominasi anak-anak, memanfaatkan kondisi jalan yang dipenuhi air itu dengan ramai-ramai nyemplung mengubah lokasi banjir jadi area wisata.
Pantauan di Jalan Abdullah Syafei, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (18/1/2014), banjir di kedua jalur yang menghubungkan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur itu mencapai setinggi 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda empat maupun dua tidak bisa melintas. 
Puluhan warga yang didominasi anak-anak tampak tak ragu masuk ke dalam air dan mengubah lokasi itu sebagai kolam renang dadakan, meski airnya berwarna cokelat. Tak hanya anak-anak, pemuda dan ibu-ibu juga tumpah ruah ke jalan yang berada di sebelah Sungai Ciliwung itu.
Selain merendam jalan, banjir yang terjadi sejak semalam itu juga merendam toko-toko di sepanjang jalan tersebut. Karena tingginya banjir, warga berinisiatif menyediakan jasa gerobak bagi kendaraan yang ingin melintas.
Sementara itu, hingga sore hari ini tim penyelamat dan relawan masih berjibaku mengevakuasi warga dengan perahu karet dari lokasi banjir. Selain jalan Abdullah Syafei , Tebet , Jaksel ,di beberapa wilayah lain di Jakarta juga menjadi tempat obyek wisata dadakan yang menarik antusias para wisatawan local.Salah satunya adalah Kampung Pulo , Kampung Melayu Jakarta Timur. Minggu (19/1/2014) malam, mereka yang juga merupakan warga Jakarta itu berbondong-bondong datang ke lokasi banjir di Kampung Pulo. Puas melihat-lihat, mereka juga bersama-sama meninggalkan lokasi. Padahal, musibah banjir bukanlah tontonan.
Salah satu di antaranya adalah Josephin (17). Warga Jalan Pramuka, Matraman, Jakarta Timur ini mengaku datang ke lokasi hanya untuk sekadar melihat-lihat. 
"Lihat-lihat saja," kata Josephin yang datang bersama 6 orang temannya. Josephin sendiri tahu Kampung Pulo jadi wilayah yang terkena banjir parah dari televisi. Berhubung hari ini libur, ia bersama teman-temannya memutuskan mendatangi Kampung Pulo. "Kan libur, jadi ke sini deh," ujar mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta ini.
Tak hanya itu, Josephin dan teman-temannya sampai membeli 2 buah tikar dari pedagang. Tikar yang ia beli seharga Rp 10 ribu itu kemudian dijadikan alas untuk mereka duduk-duduk. Sementara teman prianya memesan 3 gelas kopi.
Sama dengan Sarifah (42), warga Percetakan Negara, Jakarta Pusat, bersama keluarganya datang ke lokasi banjir Kampung Pulo juga hanya sekadar menghabiskan liburan. Datang ke Kampung Pulo, Sarifah dan keluarganya menggunakan 2 sepeda motor. "Mau lihat-lihat saja, Mas. Katanya di sini (banjir) parah. Makanya mau tahu langsung kondisinya," kata ibu 2 anak ini.
Sementara 'wisatawan' lain terlihat tak segan untuk menceburkan kakinya ke air yang membanjiri Jalan Jatinegara Barat, dekat Pasar Mester. Mereka ingin melihat lebih dekat kondisi banjir yang menyebabkan jalan ini terputus. Padahal, meski ketinggian air di jalan ini kurang dari 1 meter, arusnya cukup deras dan berbahaya.


Sumber: Dihimpun dari beberapa sumber

0 comments :

Posting Komentar