Meluapnya sungai Ciliwung membuat jalan besar di Jalan Abdullah Syafei, Tebet, Jaksel, terputus. Puluhan warga yang didominasi anak-anak, memanfaatkan kondisi jalan yang dipenuhi air itu dengan ramai-ramai nyemplung mengubah lokasi banjir jadi area wisata.
Pantauan di Jalan Abdullah Syafei, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (18/1/2014), banjir di kedua jalur yang menghubungkan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur itu mencapai setinggi 1 meter. Akibatnya, kendaraan roda empat maupun dua tidak bisa melintas.
Puluhan
warga yang didominasi anak-anak tampak tak ragu masuk ke dalam air dan mengubah
lokasi itu sebagai kolam renang dadakan, meski airnya berwarna cokelat. Tak
hanya anak-anak, pemuda dan ibu-ibu juga tumpah ruah ke jalan yang berada di
sebelah Sungai Ciliwung itu.
Selain
merendam jalan, banjir yang terjadi sejak semalam itu juga merendam toko-toko
di sepanjang jalan tersebut. Karena tingginya banjir, warga berinisiatif
menyediakan jasa gerobak bagi kendaraan yang ingin melintas.
Sementara
itu, hingga sore hari ini tim penyelamat dan relawan masih berjibaku
mengevakuasi warga dengan perahu karet dari lokasi banjir. Selain jalan Abdullah Syafei , Tebet , Jaksel ,di
beberapa wilayah lain di Jakarta juga menjadi tempat obyek wisata dadakan yang
menarik antusias para wisatawan local.Salah satunya adalah Kampung Pulo ,
Kampung Melayu Jakarta Timur. Minggu
(19/1/2014) malam, mereka yang juga merupakan warga Jakarta itu
berbondong-bondong datang ke lokasi banjir di Kampung Pulo. Puas melihat-lihat,
mereka juga bersama-sama meninggalkan lokasi. Padahal, musibah banjir bukanlah
tontonan.
Salah satu di antaranya
adalah Josephin (17). Warga Jalan Pramuka, Matraman, Jakarta Timur ini mengaku
datang ke lokasi hanya untuk sekadar melihat-lihat.
"Lihat-lihat
saja," kata Josephin yang datang bersama 6 orang temannya. Josephin
sendiri tahu Kampung Pulo jadi wilayah yang terkena banjir parah dari televisi.
Berhubung hari ini libur, ia bersama teman-temannya memutuskan mendatangi
Kampung Pulo. "Kan libur, jadi ke sini deh," ujar mahasiswi sebuah
perguruan tinggi swasta di Jakarta ini.
Tak hanya itu, Josephin dan
teman-temannya sampai membeli 2 buah tikar dari pedagang. Tikar yang ia beli
seharga Rp 10 ribu itu kemudian dijadikan alas untuk mereka duduk-duduk.
Sementara teman prianya memesan 3 gelas kopi.
Sama dengan Sarifah (42),
warga Percetakan Negara, Jakarta Pusat, bersama keluarganya datang ke lokasi
banjir Kampung Pulo juga hanya sekadar menghabiskan liburan. Datang ke Kampung
Pulo, Sarifah dan keluarganya menggunakan 2 sepeda motor. "Mau
lihat-lihat saja, Mas. Katanya di sini (banjir) parah. Makanya mau tahu
langsung kondisinya," kata ibu 2 anak ini.
Sementara 'wisatawan' lain
terlihat tak segan untuk menceburkan kakinya ke air yang membanjiri Jalan
Jatinegara Barat, dekat Pasar Mester. Mereka ingin melihat lebih dekat kondisi
banjir yang menyebabkan jalan ini terputus. Padahal, meski ketinggian air di
jalan ini kurang dari 1 meter, arusnya cukup deras dan berbahaya.
Sumber:
Dihimpun dari beberapa sumber
0 comments :
Posting Komentar